Apa yang ada di benak Anda ketika mendengar kata investasi jangka panjang? Pastinya yang terlintas di awal adalah soal uang. Tidak salah memang, karena investasi adalah sesuatu yang ada hubungannya dengan uang. Meski tidak selalu investasi itu dalam bentuk uang, namun uang bisa menjadi perantara untuk membeli atau mengambil produk investasi yang diinginkan.
Pastinya investasi itu identik dengan uang, prospektif, serta jangka waktu. Dan satu lagi yang harus diperhatikan dalam berinvestasi yaitu prinsip prudent atau kehati-hatian. Jangan sampai Anda salah memilih produk investasi, karena setiap investasi itu memiliki risikonya masing-masing. Secara umum investasi dapat diartikan sebagai upaya meluangkan, memanfaatkan waktu, uang atau tenaga demi keuntungan serta harapan untuk mendapatkan manfaat atau keuntungan di masa mendatang. Jadi, investasi bisa dikatakan juga sebagai upaya membeli sesuatu yang diharapkan pada masa yang akan datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi dari semula. Dengan begitu ada keuntungan atau margin di setiap transaksi beli dan jual itu.
Lalu apa sebenarnya yang diharapkan dari investasi tersebut? Banyak orang yang beranggapan bahwa investasi itu merupakan salah satu cara ampuh untuk mengamankan atau menjaga aset (kekayaan). Dengan investasi orang juga berharap ada jaminan keuangan yang pasti di masa depan. Diakui bahwa saat ini masih banyak orang yang belum menyadari pentingnya berinvestasi. Atau banyak juga orang yang tidak sadar bahwa sebenarnya ia sedang melakukan investasi meski dengan cara-cara konvensional seperti membeli rumah, membeli emas, dan sebagainya.
Baca Juga : Investasi adalah: Pengertian, Jenis, dan Manfaat
Motivasi dalam melakukan investasi jangka panjang
Memang ada beragam motivasi dan cara orang dalam berinvestasi. Ada yang beranggapan bahwa investasinya itu merupakan persiapan untuk masuk masa pensiun (sebagai dana pensiun). Ada pula yang melakukannya dengan membeli rumah yang notabene diketahui harga jual rumah/tanah tak pernah mengalaminya penyusutan. Namun tak sedikit pula yang berinvestasi dengan tujuan untuk dana pendidikan anak atau untuk biaya pernikahan.
Dalam suatu hasil survey (investopedia) terungkap bahwa yang paling dominan yaitu sebanyak 47,1% responden orang melakukan investasi untuk tujuan membeli rumah. Kemudian disusul di urutan kedua sebanyak 29,68% responden menjawab investasi ditujukan sebagai dana pensiun. Setelah itu urutan ketiga dan keempat adalah orang yang melakukan investasi dengan tujuan untuk dana pendidikan anak yakni sebesar 12,9% responden dan untuk biaya pernikahan dipilih 10,32% responden.
Jika mau disederhanakan lagi, maka investasi bisa dibagi menjadi dua jenis besar. Yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek hanya membutuhkan waktu kurang dari satu tahun dengan tujuan sama yakni mendapatkan keuntungan. Biasanya, investasi jangka pendek cenderung akan dijual kepada orang atau perusahaan lain. Sedangkan investasi jangka panjang yakni melakukan penanaman aset dalam jangka waktu panjang. Yang pasti, investasi jangka panjang membutuhkan waktu yang cukup lama, bisa sampai satu tahun atau lebih untuk mencapai keuntungan yang tinggi.
Berbeda dengan investasi jangka pendek yang akan dijual, maka investasi jangka panjang biasanya tidak akan dijual selama bertahun-tahun. Bahkan ada beberapa investasi jangka panjang yang tidak akan pernah dijual sama sekali. Dengan kesabaran, maka potensi jumlah keuntungan yang akan didapatkan dari investasi jangka panjang terbilang sangat tinggi.
Enam Jenis Investasi jangka Panjang
Setidaknya ada enam jenis investasi jangka panjang. Enam jenis investasi jangka panjang yang bisa dipilih adalah: investasi emas, investasi saham, properti, obligasi, tabungan berjangka, dan reksa dana saham. Investasi jangka panjang ini tidak hanya bisa mengamankan uang namun juga dapat menambahkan nilai uang di masa depan. Semakin dini atau muda Anda melakukan investasi, maka diprediksi semakin banyak juga keuntungan yang bisa Anda dapatkan kelak. Berikut jenis investasi yang bisa menjadi pilihan:
1. Investasi Emas
Emas merupakan salah satu investasi yang menguntungkan karena relatif lebih stabil dan tidak terpengaruh inflasi. Investasi emas dinilai sangat cocok sebagai investasi jangka panjang. Cara berinvestasi emas pun terbilang mudah saja. Anda tinggal membeli emas di toko-toko terpercaya, seperti Antam atau Pegadaian. Meski mudah caranya, tapi Anda harus memastikan memiliki tempat penyimpanan aman untuk menghindari hal-hal buruk terjadi. Dan yang juga perlu jadi perhatian adalah kewaspadaan. Sebab saat ini banyak oknum-oknum yang menawarkan emas palsu. Jadi, berhati-hatilah dan kita mempelajari bagaimana membedakan emas yang asli dan palsu dengan teliti agar tidak tertipu dengan emas palsu.
2. Investasi Saham
Investasi jenis saham inilah yang sebenarnya banyak digunakan masyarakat, mengapa? Ada beberapa keunggulan dari investasi saham yang menjadikan investasi ini merupakan investasi jangka panjang yang bagus. Dalam investasi saham, Anda tak perlu mengelolanya seperti investasi di bidang properti atau bisnis. Karena saham ini adalah “kertas” investasi. Sejatinya saham nilainya bisa naik, bahkan secara signifikan dalam jangka waktu panjang.
Berinvestasi saham sama saja dengan investasi dalam ekonomi. Di mana Anda akan mendapatkan dividen dari laba suatu perusahaan yang sahamnya Anda miliki, tentunya saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi. Berapa pun jumlah uang yang Anda investasikan di suatu saham maka artinya Anda juga memiliki perusahaan tersebut meskipun hanya dalam jumlah yang tidak signifikan. Saham merupakan bukti kepemilikan seseorang di suatu perusahaan atau perseroan. Jadi dengan memiliki saham tersebut, maka Anda berhak menerima dividen atau pembagian laba yang dibagikan perusahaan setiap tahunnya. Nah bagi pemula, disarankan untuk memilih saham bluechip saja agar investasi yang dibenamkan terbilang aman-aman saja. Apa itu saham saham bluechip? Saham bluechip adalah adalah jenis saham terbaik dari perusahaan-perusahaan dengan kinerja terbaik. Selain itu perusahaan tersebut juga terbilang mumpuni di lantai bursa serta memiliki track record yang konsisten dalam rentang waktu panjang.
3. Investasi Properti
Selain emas dan saham, investasi properti juga banyak dilirik dan dilakukan masyarakat. Salah satunya adalah investasi dalam bentuk rumah yang sudah terbukti mampu menghasilkan keuntungan berlipat ganda di masa depan. Karena nilai rumah/tanah sudah bisa dipastikan setiap tahunnya itu akan meningkat secara nilai.
Secara hitung-hitungan kasar, mungkin setiap tahunnya nilai investasi properti akan mengalami kenaikan yang bisa mencapai 20%. Namun mengingat investasi rumah ini terbilang “mahal”, maka bisa dipastikan hanya mereka yang berkocek tebal saja yang rajin berinvestasi di sektor properti ini. Namun sebanding dengan harganya yang mahal, return dari investasi ini pun tentunya menggiurkan.
4. Obligasi
Jenis investasi yang satu ini biasanya sangat disukai oleh para pengusaha dan juga investor. Apa itu obligasi? Obligasi merupakan surat utang yang diserahkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman. Dalam surat ini nantinya akan tercantum nama Anda sekaligus tanggal jatuh tempo dari pinjaman. Di dalam surat utang tersebut juga terdapat bunga yang menjadi kewajiban pinjaman. Biasanya jangka waktu investasi dari obligasi mulai dari satu tahun hingga 10 tahun.
5. Tabungan Berjangka
Investasi dalam bentuk Tabungan Berjangka memang belum sepopular deposito ataupun tabungan biasa. Padahal, tabungan berjangka ini menawarkan keuntungan yang cukup besar. Berdasarkan sistemnya, tabungan ini akan memaksa Anda untuk rutin menabung selama jangka waktu yang telah disepakati di awal. Berbeda dengan tabungan biasa, tabungan berjangka memberikan bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa. Meski begitu, tabungan berjangka ini juga kelemahannya. Yaitu tidak bisa mencairkan uangnya sewaktu-waktu. Karena uang tabungan ini hanya bisa diambil sesuai dengan jangka waktu atau jatuh tempo yang telah ditentukan sebelumnya.
Baca Juga : Deposito Berjangka BPR Aman & Menguntungkan
6. Reksa Dana Saham
Jenis investasi reksa dana saham ini cukup popular di saat ini. Anda dapat memilih investasi ini sesuai dengan tujuan finansial yang ingin dicapai. Tercatat ada empat macam reksa dana yakni: reksa dana saham, reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana campuran. Sistemnya sama seperti berinvestasi pada saham biasanya. Perbedaannya dalam bentuk investasi ini akan diibantu oleh seorang manajer investasi. Jadi manajer investasi yang akan memilih produk-produk saham yang terbaik untuk Anda.
Faktor tersebut menjadi salah satu kelebihan yang ditawarkan. Makanya investasi di saham ini terbilang baik bagi para pemula yang belum paham betul soal investasi saham tapi ingin mencoba bermain saham. Persamaannya dengan saham biasa adalah adanya prinsip high risk, high return. Nah, dari enam jenis investasi jangka panjang yang sudah dijelaskan di atas, Anda juga harus cermat dalam menentukan pilihan investasi dan pastikan memiliki dana tersendiri untuk investasi. Sebaiknya jangan menggunakan uang untuk kebutuhan lain demi berinvestasi.
Risiko Investasi Jangka panjang
Meski berpotensi menghasilkan keuntungan, namun sebagai investor juga sebaiknya harus berhati-hati. Karena setiap investasi pasti memiliki risiko di dalamnya. Dalam melakukan investasi jangka panjang itu dikenal istilah prinsip high risk and high return. Jadi dalam investasi jangka panjang itu semakin tinggi risikonya maka semakin tinggi pula potensi keuntungannya.
Prinsip high risk dan high return harus dengan cermat dipegang bagi para investor. Selama mampu mengelolanya maka hasil investasi yang ditanamkan akan sepadan dengan hasil yang diraih nantinya. Sedikitnya ada enam risiko yang perlu diketahui dari investasi jangka panjang. Yakni: risiko pasar, risiko suku bunga, risiko inflasi, risiko likuiditas, risiko nilai tukar mata uang, dan risiko negara.
Risiko Pasar
Risiko yang muncul karena adanya sentimen keuangan yang sering disebut juga risiko sistematik. hal ini selalu dialami investor dan tidak dapat dihindari. Bahkan sampai pada tingkat ekstrem, investor kemungkinan besar dapat mengalami hal yang paling buruk, yakni capital loss. Hal-hal seperti isu negatif, perubahan iklim politik, kerusuhan, serta resesi ekonomi begitu memengaruhi grafik pasar. Sebagai contoh dampak wabah virus Covid-19 yang tidak hanya melanda Indonesia tapi juga seluruh dunia. Dampaknya terhadap pasar membuat seluruh kegiatan ekonomi dunia melemah, mulai dari saham-saham yang anjlok hingga fluktuasi nilai Rupiah terhadap Dolar yang semakin naik. Kondisi ini membuat banyak investor panik dan mulai menarik sebagian besar dananya agar nilai investasinya tidak semakin jatuh. Sebaiknya investor jangan panik dalam kondisi semacam ini. Sebab biasanya hanya sementara waktu dan jika keadaannya kembali normal, maka semua harga akan stabil kembali.
Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga merupakan risiko karena adanya nilai relatif bunga. hal ini muncul akibat konsekuensi perubahan suku bunga yang terjadi di pasar. Sehingga otomatis mempengaruhi nilai investasi. Biasanya apabila ada kenaikan tingkat suku bunga maka harga obligasi akan mengalami penurunan dan begitu pula sebaliknya. Risiko suku bunga ini dapat diukur sesuai jangka waktu obligasinya. Misalnya, suku bunga obligasi 8%-10%, kemudian Pemerintah menerbitkan sukuk ritel dengan tingkat suku bunga 13%. Maka, pastinya investor akan lebih tertarik dengan sukuk ritel dari pemerintah.
Risiko Inflasi
Risiko inflasi terjadi karena banyaknya jumlah uang yang beredar sehingga harga konsumsi semakin meningkat, sedangkan daya beli masyarakat menurun. Kondisi seperti ini sering juga disebut risiko daya beli. Adanya inflasi ini menyebabkan nilai uang tunai juga ikut berkurang. Misalnya, investor memiliki 40% dari portfolio tunai sebesar Rp10 juta. Kemudian terjadi inflasi mencapai 5%, maka berarti investor akan kehilangan nilai portfolio sebesar Rp2 juta per tahunnya karena inflasi.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas ini terjadi akibat sulitnya menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Sesuatu dianggap likuid apabila tidak ada pasar yang bersedia membeli. Biasanya risiko likuiditas ini terjadi pada pasar yang volumenya kecil atau tergolong masih baru. Jadi investor harus eksta hati-hati jika berinvestasi pada pasar yang relatif masih baru.
Risiko Nilai Tukar Mata Uang
Risiko nilai tukar mata uang berkaitan dengan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. hal ini disebut juga exchange rate risk atau currency risk. Dinamika perubahan kurs yang terjadi di pasaran memunculkan risiko valas atau nilai tukar mata uang. Misalnya, investor diharuskan untuk memakai mata uang Poundsterling saat hendak menanamkan investasinya. Pada waktu yang bersamaan, kurs Rupiah terhadap Poundsterling sedang anjlok, sehingga mau tidak mau investor harus mengeluarkan Rupiah dengan nominal yang besar. Jadi sebaiknya, investor harus dapat membaca kemungkinan yang terjadi dari hubungan antara dua mata uang sebelum memutuskan investasi jangka panjang.
Risiko Negara
Risiko negara atau country risk adalah risiko yang terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan politik di satu negara. Investasi dapat mengalami kegagalan jika suatu negara diguncang isu politik; seperti kerusuhan, bergejolaknya kerja sama antar negara, bahkan yang lebih serius apabila terjadi penggulingan pemerintahan yang sah atau kudeta. Untuk itu, investor harus berpikir cermat dan membaca situasi politik yang sedang terjadi sebelum memutuskan melakukan investasi di satu negara tertentu.
Keenam risiko tadi merupakan hal-hal yang tidak dapat ditangani investor. Sebab sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor eksternal. Situasi yang tidak menentu dapat memengaruhi nilai dari investasi jangka panjang.
Tips Strategi Sukses investasi jangka panjang:
1. Pilih Investasi Jangka Panjang yang Dimengerti
Perhatikan dengan detail investasi apa yang akan dilakukan. Jangan sampai Anda tidak mengetahui sama sekali sehingga nantinya bisa menimbulkan kerugian yang besar. Sebagai contoh, jika Anda memulai investasi saham maka sebaiknya pahami seluk-beluk investasi tersebut dengan baik.
2. Mulai Investasi jangka panjang Secepat Mungkin
Salah satu strategi yang digunakan Warren Buffet dalam investasi saham adalah memulai secepat mungkin investasi. Semakin lama uang diinvestasikan maka keuntungan yang didapatkan akan semakin besar. Jadi jangan ragu untuk memulai investasi sejak dini. Sebab melakukan investasi dapat menjaga aset kekayaan kamu di masa depan.
3. Adaptasi dan Sabar
Strategi adaptasi dan sabar ini terdengar sepele. Namun sebenarnya investasi jangka panjang memang membutuhkan kesabaran yang tinggi. Tujuanya supaya dapat menuai keuntungan yang besar. Sebab tanpa kesabaran maka bisa saja Anda menghentikan investasi di pertengahan dan mendapatkan keuntungan yang tidak seberapa besar. Investasi jangka panjang sangat disarankan bagi orang yang ingin menjaga dan mengembangkan aset kekayaan di masa depan. Tanpa investasi, mungkin uang dan aset yang Anda miliki saat ini akan habis dalam waktu cepat.
Baca Juga : Layanan Kredit Untuk Memenuhi Berbagai Macam Kebutuhan