
Anda ingin mengembangkan usaha? Tapi terkendala dengan masalah permodalan? Kredit Usaha Rakyat bisa jadi solusi! KUR atau Kredit Usaha Rakyat merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) di Indonesia. Program ini diluncurkan pada 5 November 2007 dengan fasilitas penjaminan kredit dari pemerintah.
Adapun sejumlah usaha rakyat yang diharapkan mengakses KUR itu meliputi berbagai bentuk usaha. Terutama mereka yang bergerak di sektor produktif seperti; pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian, kehutanan dan jasa keuangan simpan pinjam.
Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Lalu apa sebenarnya KUR itu? KUR bisa dikatakan sebagai fasilitas pembiayaan atau layanan kredit dari Pemerintah kepada pelaku usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi yang memiliki potensi usaha (feasible) namun belum layak kredit atau belum mampu memenuhi persyaratan bank (bankable).
Jadi, KUR itu merupakan skema bantuan keuangan yang memang dianggarkan oleh Pemerintah melalui pihak bank untuk masyarakat yang bergerak di sektor usaha menengah-bawah. Sejatinya penyaluran KUR itu sendiri 100% berasal dari dana bank pelaksana. Pemerintah hanya memberikan penjaminan, sementara uangnya berasal dari bank pelaksana. Oleh karena itu, UMKM wajib melunasi KUR yang diterima dari bank pelaksana dengan cara mencicilnya sesuai kesepakatan besaran bunga dan jangka waktu yang disepakati. Saat ini, suku bunga KUR mencapai angka 6% efektif per tahun.
Skema Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Setidaknya ada tiga skema penyaluran KUR yang berlaku saat ini. Yaitu pertama, penyaluran langsung dari bank pelaksana ke UMKMK. Kedua, penyaluran tidak langsung; melalui lembaga linkage dengan pola excuting. Ketiga penyaluran tidak langsung melalui lembaga linkage dengan pola chanelling.
Linkage program pola executing merupakan sebuah model pembiayaan yang diberikan Bank Umum Syariah (BUS) kepada Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Skema pembiayaan linkage program pola executing ini dijalankan dengan menggunakan prinsip akad mudharabah. Sementara pembiayaan pola chanelling adalah pembiayaan yang diberikan bank kepada UMK melalui lembaga linkage yang bertindak sebagai agen/wali.
Koperasi Sekunder, Koperasi Primer (Koperasi Simpan Pinjam, Unit Simpan Pinjam Koperasi), Badan Kredit Desa (BKD), Baitul Mal Wa Tanwil (BMT), Bank Perkreditan Rakyat/Syariah (BPR/BPRS), Lembaga Keuangan Non Bank, Kelompok Usaha, Lembaga Keuangan Mikro adalah lembaga yang termasuk dalam linkage itu.
Sebelum Anda mengajukan kredit usaha rakyat (KUR), sebaiknya ketahui dulu jenis-jenis KUR yang ada. Sebab dengan mengetahui jenis-jenis KUR tersebut, Anda bisa mengetahui secara tepat jenis KUR apa yang sesuai dengan kebutuhan. Pasalnya KUR itu sendiri memiliki banyak jenis, dimana setiap bank itu menyalurkan KUR yang berbeda-beda.
Untuk diketahui bahwa ada beberapa jenis KUR yang berlaku di Indonesia. Yaitu KUR Mikro, KUR Retail, dan KUR TKI. Jenis KUR ini memiliki segmen, besaran kredit, dan sistem yang berbeda.
Baca Juga : Mau Kredit Renovasi Rumah? Ini Tipsnya
Jenis-Jenis KUR
1. KUR Mikro
Apa itu KUR Mikro? Sesuai dengan namanya, kredit usaha rakyat yang satu ini memang diperuntukkan bagi usaha kecil berskala mikro. Besaran permodalan atau plafon kreditnya dibatasi maksimal Rp25 juta. Namun untuk besaran maksimal pinjaman KUR Mikro ini bisa berbeda, tergantung dari aturan bank pelaksana masing-masing.
Prinsipnya KUR Mikro ini menyasar pada jenis usaha kecil yang produktif dan prospektif dari sisi profit. Dengan begitu, pelaku usaha ini diharapkan dapat membayar cicilan kredit dengan waktu yang disepakati dengan pihak bank; cicilan per bulan atau per tahun. Soal waktu pelunasan dana pinjaman, biasanya dibagi dalam dua kategori. Yaitu selama tiga tahun untuk usaha kredit modal kerja dan selama lima tahun untuk usaha kredit investasi.
Lalu apa saja syarat untuk mendapatkan dana KUR Mikro itu? Ada beberapa syarat utama yang harus dipenuhi calon debitur (peminjam) untuk memperoleh KUR Mikro. Di antaranya adalah pelaku usaha memang benar dan serius menjalankan usahanya dalam waktu tiga bulan terakhir, pelaku usaha juga pernah mengikuti pelatihan kewirausahaan dan bersertifikat, dan terakhir adalah usaha yang dijalankan itu masuk kategori layak dan produktif.
2. KUR Retail
Dari sisi jumlah pinjaman, KUR Retail lebih besar dari KUR Mikro. Sebab KUR Retail mampu memberikan pinjaman modal maksimal senilai Rp500 juta. Oleh karena itu, segmen yang disasar pada KUR Retail lebih kepada kalangan menengah yang mempunyai potensi membayar cicilan dengan bunga flat atau anuitas setara. Anuitas bisa diartikan juga sebagai cicilan pembayaran atau penerimaan yang jumlahnya tetap yang dibayar atau diterima selama jangka waktu tertentu.
Berbeda juga dengan KUR Mikro, jangka waktu pinjaman KUR Retail cenderung lebih lama. Yaitu paling lama empat tahun untuk kredit pembiayaan modal kerja dan lima tahun (paling lama) untuk pembiayaan investasi. Sementara untuk syarat yang dibutuhkan untuk memperoleh Kredit Retail mirip dengan syarat pada Kredit Mikro. Hanya ada penambahan sedikit. Yaitu pelaku usaha haru memiliki agunan atau jaminan. Pasalnya skala bisnis di Kredit Retail bukan seperti mikro.
3. KUR TKI (Tenaga Kerja Indonesia)
KUR yang satu ini memang berbeda dari kedua jenis KUR di atas. Sebab KUR TKI ini merupakan bentuk bantuan permodalan yang diberikan Pemerintah kepada tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri. Kredit ini diharapkan dapat digunakan sebagai modal awal TKI untuk melakukan perjalanan ke negeri tujuan tempatnya bekerja.
Terkait KUR TKI, Pemerintah lewat jalur APBN-nya telah menjalankan struktur dengan pemerataan alokasi, stabilisasi dan distribusinya. Tujuannya agar bantuan modal ini dapat dinikmati oleh masyarakat secara adil dan diterima dalam bentuk nyata.
Lalu berapa nominal yang bisa diterima calon TKI dari KUR ini? Sejatinya setiap TKI dapat menerima pinjaman modal ini maksimal Rp25 juta dengan tingkat suku bunga sebesar 7% per tahun. Soal tempo pengembaliannya ditargetkan paling lama tiga tahun sejak pinjaman cair.
Selain KTP, KK, dan surat keterangan domisili, surat keterangan sehat dari dokter menjadi syarat mutlak untuk mendapatkan KUR TKI. Selain itu, calon TKI juga harus memiliki surat perjanjian kontrak kerja dan negara penempatan yang dirilis oleh Pelaksana Penempatan TKI Swasta. Satu lagi yang juga penting adalah calon TKI harus memiliki kartu identitas paspor yang asih berlaku tentunya.
Kira-kira seperti itulah gambaran informasi bagi Anda peminat KUR. Bagi Anda yang serius untuk menerima pinjaman dari KUR, sebaiknya memperhatikan hal-hal penting yang disebutkan di atas.
Baca Juga : Layanan Kredit Untuk Memenuhi Berbagai Macam Kebutuhan