Terkadang kita memerlukan pinjaman untuk kebutuhan pembiayaan sementara atau yang sifatnya jangka pendek. Baik untuk kepentingan invidu maupun bisnis. Nah dari sejumlah jenis pinjaman yang ada, bridging loan termasuk yang sangat menguntungkan untuk digunakan. Mengapa?
Ada begitu banyak jenis pinjaman yang ada dan ditawarkan oleh lembaga keuangan atau bahkan oleh financial technology. Tapi ada satu jenis pinjaman jangka pendek yang katanya sangat menguntungkan dan bisa digunakan untuk beragam kebutuhan. Apa itu? Jawabannya adalah bridging loan.
Memang jenis pinjaman yang satu ini tidak sepopuler jenis pinjaman lainnya. Namun bagi mereka yang pernah menggunakan jenis pinjaman ini tentunya tahu bagaimana bridging loan dapat membantunya dalam waktu relatif singkat. Nah sebelum mengetahui seluk-beluk jenis pinjaman ini, ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu definisi dari bridging loan.
Bridging loan merupakan pinjaman yang tergolong dalam pinjaman jangka pendek. Bahkan relatif singkat. Biasanya jangka waktunya hanya terhitung mingguan saja. Tapi ada juga yang jangka waktunya hingga satu tahun. Jadi boleh dikatakan bahwa bridge loan adalah pembiayaan yang bersifat sementara yang bisa dimanfaatkan oleh perorangan maupun untuk keperluan bisnis. Bridging loan ini biasanya digunakan untuk membayar kewajiban sebelum pembiayaan permanennya cair.
Jika dilihat dari sifatnya, bridge loan cenderung lebih mahal dari pinjaman konvensional. Alasannya untuk mengimbangi risiko tambahan. Bunganya juga lebih tinggi, sekitar 1%-2% dari jumlah pinjaman, bahkan ada juga yang lebih dari itu. Lalu pemberi pinjaman juga biasanya membutuhkan jaminan pinjaman seperti properti atau inventaris lainnya. Bridging loan inilah yang memungkinkan debitur mendapatkan pencairan dana dengan segera untuk bisa memenuhi kebutuhannya.
Baca Juga : Mau Kredit Renovasi Rumah? Ini Tipsnya
Bagaiamana Pinjaman Bridging Loan Bekerja
Seperti disebutkan bahwa bridging loan merupakan pembiayaan yang bersifat sementara atau jangka pendek dan bisa digunakan oleh perorangan maupun bisnis. Menariknya adalah antara peminjam dan pemberi peminjam bisa saling menyesuaikan kebutuhan masing-masing. Meski terbilang pendek jangka waktu pinjamannya, namun dalam beberapa kasus seringkali pinjaman diperpanjang hingga satu tahun. Sementara suku bunganya bisa dikisaran 2% atau lebih.
Dalam hal ini peminjam dapat memperoleh suku bunga dan persyaratan yang lebih mudah dengan mengambil bridge loan serta hipotek jangka panjang (surat pernyataan berutang untuk jangka panjang yang berisi ketentuan bahwa kreditor dapat memindahkan sebagian atau seluruh hak tagihannya kepada pihak ketiga).
Lantas bagaimana dengan sistem pembayarannya? Ada beberapa cara pembayaran dalam bridging loan. Misalnya pelunasan pinjaman bisa dilakukan dengan melakukan pembayaran bulanan secara tetap. Lalu ada lagi cara lainnya yaitu dengan melakukan pembayaran sekali saja pada akhir waktu pinjaman. Adanya opsi-opsi pembayaran utang ini bisa dimaklumi karena untuk pembayaran bridging loan itu biasnaya tidak berpatokan pada jatuh tempo hingga beberapa bulan setelah penutupan pinjaman.
Bagaiamana Memanfaatkan Pinjaman Bridging Loan
Umumnya orang atau perusahaan yang memanfaatkan fasilitas bridging loan ini adalah mereka yang sedang menanti pencairan dana, sementara di pihak lain ia juga harus menyelesaikan kewajibannya. Kira-kira seperti itulah gambaran dari orang atau perusahaan yang akhirnya memutuskan menggunakan fasilitas bridging loan.
Sebagai contoh, ada satu perusahaan yang tengah menanti perputaran modalnya kembali dalam jangka waktu enam bulan. Sementara kebutuhan untuk membayar biaya bulanan tak bisa ditunda seperti; gaji pegawai, utilitas, sewa alat, dan biaya-biaya lainnya. Dalam posisi ini biasanya perusahaan membutuhkan alternatif pembiayaan. Dan salah satu alternatif itu ada di bridging loan. Dengan suntikan dana cair dari bridging loan inilah kewajiban perusahaan dapat diatasi dengan cara yang relatif mudah.
Tak hanya itu, sebab faktanya bridging loan juga sering dimanfaatkan untuk kebutuhan properti atau tanah. Misalnya untuk membeli rumah atau tanah dan juga merenovasi properti untuk dijual lagi. Dalam kasus pembelian rumah dari hasil lelang misalnya, peminjam yang memanfaatkan pinjaman ini biasanya akan melunasi pinjaman jangka pendeknya itu setelah rumah itu terjual.
Meski bridging loan untuk properti terbilang jarang, namun pada kebanyakan kasus, si pemberi pinjaman hanya akan memberikan pinjaman sebanyak 80% saja dari gabungan nilai dua properti. Tentunya dalam memperoleh bridging loan, ada sejumlah syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh calon peminjam. Salah satunya adalah peminjam memiliki peringkat kredit yang sangat baik serta rasio utang terhadap pendapatan terbilang rendah.
Plus Minus Pinjaman Bridging Loan
Dibalik bunganya yang terbilang tinggi, bridging loan justru menawarkan sejumlah keuntungan bagi si peminjam. Misalnya untuk aplikasikasi pinjaman pada bridging loan biasanya terbilang cepat. Oleh karena itu bridging loan ini dinilai cocok untuk debitur yang memiliki kebutuhan mendesak. Karena pada bridging loan ini biasanya tidak ada angsuran pembayaran bulanan. Makanya bridging loan ini dapat digunakan untuk meningkatkan dana saat arus kas ketat, namun begitu debitur tetap harus memiliki aset untuk membayar pinjaman dengan tenang.
Nah selain bridging loan ini memiliki sejumlah kemudahan dengan pelayanannya, pinjaman ini juga memiliki kekurangan. Di antaranya adalah jenis pinjaman ini yang relatif lebih mahal dari hipotek tradisional. Khusus untuk transaksi properti, hipotek tradisional dinilai lebih ekonomis ketimbang bridging loan.
Keuntungan dan Kekurangan
Ada sejumlah keuntungan dari bridging loan di bidang properti. Di antaranya adalah dana pinjaman tersebut yang bisa digunakan untuk membeli rumah baru dan menempatkan rumah di pasaran tanpa adanya batasan, mendapatkan gratis pembayaran untu beberapa bulan ke depan, dapat digunakan untuk membeli rumah baru bahkan setelah menghapus kontigensi (situasi yang tidak pasti) untuk menjual dalam keadaan tertentu.
Namun begitu ada sejumlah kerugian dalam memanfaatkan bridging loan untuk properti. Misalnya secara hitung-hitungan, pinjaman ini terhitung mahal ketimbang pinjaman ekuitas rumah. Lalu peminjam bridging loan juga diwajibkan untuk memenuhi syarat utama yaitu memiliki dua rumah. Dan pastinya pinjaman akan menggelembung karena menangani dua hipotek sekaligus dan ditambah lagi dengan adanya bunga dari bridging loan.
Satu lagi yang patut diingat bahwa karena bridging loan ini merupakan pinjaman jangka pendek, maka sebisa mungkin debitur tidak memiliki masalah dengan metode pembayaran yang telah disepakati sebelumnya. Sebab jika debitur lalai dalam hal pembayaran, maka bisa dipastikan masalah besar sedang mengintai debitur. Termasuk juga adanya peluang kehilangan aset atau properti yang dijadikan jaminan.
Jadi bisa disimpulkan bahwa bridging loan adalah pembiayaan sementara yang bisa dimanfaatkan bagi individu maupun bisnis yang membutuhkan dana darurat dan cepat namun memiliki bunga pinjaman dan risiko yang tinggi.
Jadi sebaiknya pertimbangkan hal-hal berikut ini sebelum Anda memutuskan untuk mengambil bridging loan. Pertama adalah disarankan untuk selalu mempertimbangkan biaya total. Terutama saat mulai membandingkan produk dari penyedia pinjaman yang berbeda.
Jadi sebaiknya tidak hanya membandingkan tingkat suku bunga, tapi coba untuk selalu pertimbangkan total biaya pinjaman. Sebab terkadang orang hanya fokus untuk mencari tingkat suku bunga pinjaman yang rendah, sementara terkadang si pemberi pinjaman justru akan membebankan biaya keluar yang besar serta biaya pengelolaan dana dan biaya lainnya.
Baca Juga : Layanan Kredit Untuk Memenuhi Berbagai Macam Kebutuhan